Menjaring Akar Kesesatan di Sanubari Bangsa

Prof Dr KH Muhammad Tolchah Hasan,"Benturan-benturan sesama orang Islam ini bisa saja memancing orang lain untuk membantu gerakan-gerakan itu. Ini harus diwaspadai oleh kita, dengan semangat keagamaan, nasionalisme. Jangan mudah menerima gerakan-gerakan yang sepertinya baru, manhaj baru, seolah berdasar syariah murni, namun sebenarnya adalah gerakan politik...

Menjaring Akar Kesesatan di Sanubari Bangsa
Prof Dr KH Muhammad Tolchah Hasan

Bagaimana dengan kondisi negara Indonesia yang akhir-akhir ini banyak muncul aliran sesat, seolah membawa pada konklusi bahwa cara keberagamaan warga Indonesia sudah dalam kondisi yang benar-benar memprihatinkan?

Ada dua macam kesesatan yang dimaksud:

Alirannya yang memang sesat

Kesesatan terletak pada ajarannya termasuk didalamnya masalah keyakinan dan ibadah mereka. Sejak dahulu sudah ada aliran sesat dan sudah ada istilah zindiq. Mengapa bisa timbul aliran sesat? fenomena ini biasanya timbul dari orang yang semangat keberagamaan yang luar biasa, tapi juga punya kemiskinan keilmuan dalam dirinya, lalu akhirnya ngawur. Akhirnya ada kitab darmo gandul, yang terungkap disitu adalah semangat mencari tuhan (beragama), namun tidak dibarengi syari'at yang kuat.

Makanya Imam Ghazali itu keberatan jika ilmu tasawuf jika diajarkan pada orang-orang awam begitu juga Imam Ghazali keberatan jika filsafat itu diajarkan pada orang awam, kedua-duanya akan membawa bencana umat. Ajaran itu harus dikendalikan, siapa yang sudah waktunya belajar dan siapa yang belum siap belajar?

Arus global yang tidak bisa dibendung lagi, karena dunia seudah menjadi satu dengan teknologi yang sudah seperti ini. Apa yang terjadi sekarang bisa langsung dinikmati dibelahan dunia yang lain. Akibatnya bagi orang yang tidak punya dasar pendidikan yang baik, bisa dipengaruhi oleh itu tanpa bisa menyaring arus informasi global itu. Dampak ini juga terjadi secara global, tidak saja terjadi di agama Islam saja, agama lain juga terkena dampak itu. Akibat-akibat itulah banyak orang yang secara mental tidak siap, kemudian kemasukan aliran dari luar, maka terpengaruhlah mereka.

Saya sudah masuk lebih dari 50 negara. Di Jerman itu ada kelompok yang anggotanya dari semua elemen agama masuk menjadi satu kumpulan (seperti paguyupan) yang selanjutnya memproklamirkan diri sebagai gerakan "Religion without God" (agama tanpa Tuhan). Di India saya mendapati sebuah kelompok yang terdiri dari beberapa agama, disana mereka menggali beberapa konsep agama mereka masing-masing yang bisa disatukan, gerakan mereka kemanusiaan dengan membantu beberapa kalangan yang membutuhkan. Ini merupakan salah satu akibat negatif dari dinamika masyarakat yang tidak terkontrol.

Ada ajarannya yang benar akan tetapi gerakannya yang sesat

Gerakan ini dikenal dengan gerakan Islam Trans Nasional. Semua negara dimasuki oleh gerakan ini, termasuk salah satunya adalah negara Indonesia. Kondisi masyarakat yang berbeda-beda budaya, dan sosial politiknya, dipaksa untuk menerima ajaran yang sama. Umpamanya Ihwanul Muslimin adalah salah satu contoh gerakan politik Internasional. 

Pada dasarnya waktu Hassan Al Banna mengembangkan politik ini sebuah gerakan yang bagus, akan tetapi setelah dimasukan kepentingan politik sana-sini yang macam-macam, akhirnya gerakan in menjadi gerakan yang berebut kekuasaan. Kemudian kelompok ini berkembang menjadi kelompok yang radikal, dan bertemu dengan kelompok radikal yang lain akhirnya terbentuklah Hizbut Tahrir. Ini berkembang juga di Indonesia dan menjadi salah satu pusat di Asia Tenggara.

Ada juga gerakan Jama'ah Islamiyah itu adalah sempalan ikhwanul muslimin yang lebih radikal dari Hizbut Tahrir. JI tidak mengakui sebuah negara yang tidak mampu menerapkan konsep yang dimilikinya, mereka menganggap gerakan mereka paling benar, jika tidak maka mereka boleh dibunuh. contoh pemimpin yang mereka tembak adalah Anwar Sadad, pemimpin Mesir.

Kemudian gerakan salafi-wahabi internasional, sebagai kelompok marginal yang bernama Salafi Surury dari nama pemimpin mereka Mahmud Surury. Adalah gerakan oposisi dari pemerintah Saudi Arabia yang berada diluar negara Saudi khususnya di London. Mungkin gerakan-gerakan ini dari sempalan radikal satu bergabung dengan gerakan radikal yang lain maka terbentuklah Al-Qaydah, dan akan timbul gerakan-gerakan lain yang motifnya sama. Dunia dipaksa untuk menerima gerakan-gerakan ini dengan kondisi budaya negara yang berbeda-beda. Akhirnya karena belum bisa berebut pemerintaham, mereka rebutan masjid, bisa-bisa rebutan pesantren.

Benturan-benturan sesama orang Islam ini bisa saja memancing orang lain untuk membantu gerakan-gerakan itu. Ini harus diwaspadai oleh kita, dengan semangat keagamaan, nasionalisme kita harus waspada, jangan mudah menerima gerakan-gerakan yang sepertinya baru, manhaj baru, seolah-olah berdasar syariah murni, akan tetapi sebenarnya adalah gerakan politik nasional.

Saya mendapat informasi dari BIN (Badan Intelijen Negara) bahwa pusat Syiah di Indonesia ini ada di YAPI, Bangil.

Bagaimana Kyai Mensosialisasikan Hal-hal yang demikian kepada Pemerintah?

Ya jelas sudah saya lakukan, sekuat kemampuan saya, bukan harus lewat podium saja. Lewat kunjungan ke Presiden saya telah sampaikan kemarin. Presiden malah balik tanya: Kenapa NU sekarang senang membahas perihal sosial?" jawab saya: ya bagaimana tidak, wong lingkungan kita dan warga kita benar-benar ikut larut dalam musibah yang selama ini terjadi di Indonesia. Dari tanah longsong, hujan, lumpur Lapindo, gunung meletus, kebanyakan korban adalah masyarakat NU, jadi dengan mengurus mereka bukan berarti meninggalkan dakwah, akan tetapi mengubah manhaj dakwah kita dari dakwah podium menjadi dakwah yang mengubah kesejahteraan hidup masyarakat kita.

Apakah munculnya sempalan-sempalan aliran sesat tadi diakibatkan turunnya kualitas pendidikan yang diselenggarakan oleh kita? 

Saya belum melihat ke sana, sebenarnya pendidikan orang yang terjun langsung di sempalan aliran sesat itu juga bukan hasil pendidikan kita. Jelas ini merupakan kegagalan dakwah kita. Dakwah kita kadang salah sasaran, kita cenderung untuk dakwah di tempat masyarakat yang keimanan dan keilmuannya sudah mapan, kita tidak mau dakwah di penjara, di tempat terpencil, yang kadang tidak terjangkau oleh sarana transportasi. Siapa ustadz-ustadz yang mau datang ke anak-anak jalanan? padahal jumlah mereka sangat besar di negara kita. Kita paling senang dakwah di kalangan pemerintah, kita bisa menyalurkan profesi dan kita dapat pesangon lebih.

Saya pernah datang ke NTT, jaraknya puluhan kilo untuk masuk ke tempat mereka. Dan jangan harap ada amplop disana, malahan kita harus memberi mereka amplop. Kalau kita bisa merubah dari masyarakat yang sudah mapan maka itu b ukan suatu yang bagus. Itu tidak sesuai dengan apa yang dievaluasikan oleh nabi diakhir hayatnya. Itu yang harus menjadi tekat buat kita para da'i-da'i. Saya dan teman-teman sudah membangun berapa masjid, dan pesantren yang tidak begitu besar.

Bagaimana Penyelenggaraan Pendidikan yang dilakukan oleh Pemerintah? Apakah sudah sesuai dengan apa yang diterapkan oleh Rasulullah dan Sahabatnya?

Saya tidak menilai apakah kurikulum itu sudah sesuai apa betul, namun jika saja kita mau merubah metodologi yang diajarkan alangkah baiknya. Kurikulum yang sedikit dengan metodologi yang bagus itu lebih sesuai dari pada kurikulum yang banyak dengan metodologi yang tidak mengena alias asal jalan saja. Contoh saja mengapa pelajaran Bahasa Arab dari Ibtida'iyyah sampai aliyah yang disampaikan tidak bisa melekat betul pada anak didik kita. Jika saja dikumpulkan pada orang arab, tetap saja mereka tidak bisa berkomunikasi dengan baik.

Padahal pendidikan bahasa paling efektif bisa diajarkan selama enam bulan saja. Ini bukan Bahasa Arabnya yang salah, atau kurikulumnya yang tidak efektif, akan tetapi metodologinya yang tidak mengena. Sangat tidak efektif dan buang-buang waktu. Metodologi yang efektif dan masalah kompetensi guru sangat mutlak diperlukan dan ditingkatkan.

Prof Dr KH Muhammad Tolchah Hasan
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof Dr KH Tholchah Hasan menilai bahwa Rais Akbar Nahdlatul Ulama Hadratussyaikh Muhammad Hasyim Asy’ari adalah pemimpin umat yang populis dan moderat.  

dalwa.bangil.pesantren.web.id